Sabtu, 24 Agustus 2013

61,4 juta penduduk Indonesia perokok aktif


Sindonews.com - Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjadra Yoga Aditama mengatakan,  saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah perokok. 

Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Tingginya jumlah perokok aktif tersebut berbanding lurus dengan jumlah non-smoker yang terpapar asap rokok orang lain (second hand smoke) sebanyak 97 juta penduduk Indonesia sebanyak 43 juta anak-anak, diantaranya 11,4 juta diantaranya berusia 0-4 tahun.

"Rokok mengandung lebih dari 4000 zat yang berbahaya bagi kesehatan, dimana 43 zat diantaranya bersifat karsinogenik. Karena resiko rokok yang muncul tidak menular dan mematikan," kata dia saat ditemui pada puncak peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di Kemenkes Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Menurutnya, penyakit yang ditumbulkan akibat merokok bervariasi antara lain jantung koroner, stroke dan kanker. Selain mengancam kesehatan para perokok, asap rokok juga berbahaya bagi orang di sekitarnya.

Tjandra memaparkan, dikarenakan rokok pengeluaran makro negara lebih besar dari cukai yang diperoleh pertahunnya sebesar Rp254,41 triliun. Sedangkan, pendapatan negara dari cukai hanya Rp55 triliun.

"Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran makro akibat rokok lebih besar," papar Tjandra.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Analisis :
Menurut saya kebiasaan merokok di negara kita harus dapat sesegera mungkin dihilangkan.Dalam artikel tersebut tertulis jelas bahwa rokok dapat menyebabkan jantung koroner, stroke dan kanker.Lalu merokok tidak hanya membahayakan pihak yang merokok tetapi juga orang disekitarnya yang secara tidak langsung ikut menghirup asap rokok.Pemerintah harus dapat menurunkan peringkat perokok di Indonesia,peringkat 3 dunia untuk urusan merokok bukanlah hal yang membanggakan.Saya bingung mengapa masih banyak orang yang mau merokok padahal bahaya yang ditimbulkan sangat banyak sekali dibanding kenikmatan yang hanya sesaat.Merokok secara tidak langsung adalah membunuh diri kita sendiri hanya saja dilakukan secara bertahap.Konteks "bunuh diri" ini termasuk melanggar apa yang tertulis di alkitab,kita tidak menghargai hidup yang TUHAN sudah berikan dengan merusaknya lewat rokok.Lalu merokok kita juga telah menyakiti kesehatan orang lain dengan asap yang dihembuskan,bahkan dampak yang diberikan pada perokok pasif lebih berbahya lagi dibanding yang merokok.
Pemerintah dapat mengusahakan untuk mengurangi penjualan rokok di Indonesia/menaikkan pajak cukai untuk rokok sehingga harga rokok menjadi lebih mahal dan mengurangi perokok yang ada.Selain itu pengeluaran makro pemerintah juga dapat dikurangi dan digunakan untuk keperluan negara yang lebih daripada hanya untuk rokok.Untuk para perkeja tembakau pemerintah dapat memberi mereka pekerjaan pengganti yang layak sehingga mereka tidak merasa dikecewakan.Hanya mungkin untuk menutup pabrik-pabrik rokok akan sangat sulit karena mereka tentu tidak mau keuntungan besar yang mereka peroleh hilang.Namun bila semua orang Indonesia memiliki kesadaran tinggi bahwa rokok hanya merugikan diri mereka sendiri pasti rokok berlahan tapi pasti akan hilang dari negara ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar