Minggu, 25 Agustus 2013

Prof. Dr. Ken Soetanto,satu dari banyak orang Indonesia "TERBUANG"

Ken Kawan Soetanto mungkin menjadi orang Indonesia yang paling sukses berkiprah dari sisi akademik di luar negeri. Bayangkan, ia sudah mematenkan 31 penemuannya, 29 di Jepang, dua di AS, untuk bidang interdisipliner ilmu elektronika, kedokteran, dan farmasi.
Soetanto juga adalah peraih gelar profesor dan empat doktor sekaligus dari empat universitas berbeda di Jepang. Sebegitu terkenalnya Soetanto di Jepang sampai-sampai oleh mahasiswanya ia memiliki metode khusus mengajar yang diberi nama “Metode Soetanto” atau “Efek Soetanto”.
Metode ini menekankan pada menggali aspek yang menyentuh hati mahasiswa dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan yang ingin diraih. Pemerintah Jepang sangat menghargai Soetanto yang sudah menjadi warga Jepang ini.
Satu penemuannya bernama NEDO (The New Energy and Industrial Technology Development Organization) memberinya penghormatan sebagai penelitian puncak di Jepang dalam rentang 20 tahun, 1987-2007. “Itu riset smart medicine atau obat cerdas yang mampu menelusuri sistem jaringan pembuluh darah untuk mencari sel-sel kanker dan melumpuhkannya,” kata Soetanto. Mengapa ia hijrah ke Jepang? Soetanto mengatakan, “Negara tanpa riset akan lemah". Riset harus dikembangkan melalui pendidikan yang baik. Di Indonesia, Soetanto pernah merasa terbuang.
Tahun 1965, ketika terjadi pergolakan politik menentang komunisme, hak mendapat pendidikan Soetanto terampas. Sekolahnya, Chung-Chung High School di Surabaya ditutup untuk selamanya. Soetanto hanya menyelesaikan pendidikannya sampai kelas I SMA. Selama tak lagi bersekolah, dia bekerja mereparasi elektronik di toko abangnya di Surabaya. Setelah uang terkumpul, berangkatlah dia ke Jepang tahun 1974.
Sumber :
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Analisa :
Prof. Dr. Ken Soetanto,sebuah bakat luar biasa yang seharusnya bisa membantu kemajuan negara kita Indonesia,tetapi justru disia-disiakan begitu saja.Negara Indonesia mungkin sampai sekarang masih kurang menghargai pentingnya bidang akademis/ilmu pengetahuan.Banyak orang Indonesia yang sebenarnya telah menemukan dan menciptakan hal-hal luar biasa bagi negara di bidang ilmu pengetahuan tetapi sekali lagi hanya menjadi angin belaka.Negara Indonesia masih tertinggal jauh sampai sekarang ini di dunia pendidikan internasional sehingga orang-orang seperti Ken Soetanto pun memilih berkarya di luar negeri.Ini merupakan sebuah situasi yang harus dapat diperbaiki negara kita,pemerintah seharusnya memberi penghargaan setinggi-tingginya pada setiap orang Indonesia yang memliki sebuah riset bagus untuk negara.
Bila pemerintah lebih menghargai pendidikan pasti akan muncul lebih banyak orang-orang yang berkarya bagi negara sendiri daripada di luar negeri.Munculnya orang-orang ini akan beperan untuk meningkatkan berbagai bidang Indoensia seperti ekomoni,politik,dan sebagainya.Kemudian pandangan dunia internasional tentang pendidikan di Indonesia juga dapat merubah kearah yang lebih baik.Hal yang terpenting orang-orang berbakat seperti Ken Soetanto dan lainnya jangan sampai tersia-siakan lagi hanya karena rendahnya respek pemerintah terhadap pendidikan karena seperti kata Ken Soetanto,“Negara tanpa riset akan lemah" maka pemerintah yang benar memperhatikan setiap riset yang ditemukan di Indonesia.

1 komentar:

  1. apakah pak Soetanto bisa membangun indonesia ? Jika bisa jangan lama2 tinggal di jepang, pulanglah ke indonesia. Bangunlah negara ini dengan penuh keikhlasan. Saya percaya jika Pak Soetanto ada di indonesia, dipastikan indonesia akan sangat diperhitungkan oleh negara2 super power.

    BalasHapus